Situs Informasi Berita Terkini

Dr. Pratyush Vatsala Menghadirkan Kearifan Lokal dalam Pendidikan dengan Kotoran Sapi

Di tengah teriknya musim panas Delhi, sebuah video mengejutkan dan viral raja mahjong memperlihatkan aksi tak biasa dari Dr. Pratyush Vatsala, dosen sekaligus kepala Laxmibai College yang merupakan bagian dari Delhi University. Video tersebut memperlihatkan dirinya sedang memplester dinding kelas menggunakan kotoran sapi sebagai pengganti cat atau semen. Aksi ini sontak mengundang reaksi beragam dari masyarakat India, bahkan dunia maya.

Alasan di Balik Penggunaan Kotoran Sapi

Dalam klarifikasi resminya, Dr. Vatsala menjelaskan slot bonus 100 bahwa penggunaan kotoran sapi bukanlah tanpa alasan. Ia menyebut bahwa bahan tersebut secara tradisional digunakan dalam banyak rumah di pedesaan India untuk melapisi dinding dan lantai karena memiliki sifat mendinginkan ruangan secara alami serta bersifat antibakteri. Di tengah suhu panas ekstrem yang melanda Delhi, ia mencoba metode tradisional ini sebagai solusi alami untuk mengurangi panas di ruang kelas.

Menurutnya, cat dinding konvensional mengandung bahan kimia yang justru menyerap panas dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebaliknya, kotoran sapi yang telah diolah diyakini bisa menstabilkan suhu dalam ruangan dan menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi mahasiswa.

Reaksi Publik: Pro dan Kontra

Tentu saja, aksi ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian orang memuji keberanian Dr. Vatsala dalam memperkenalkan kembali metode tradisional yang ramah lingkungan. Mereka melihat ini sebagai langkah berani dan inovatif untuk menghadapi krisis iklim serta panas ekstrem di India. Ada pula yang menganggap bahwa ini bisa menjadi solusi murah meriah bagi institusi pendidikan yang kekurangan dana untuk perawatan bangunan.

Namun, tak sedikit pula yang mengkritik aksi tersebut sebagai tidak higienis dan tidak pantas untuk dilakukan di lingkungan akademik. Beberapa mahasiswa bahkan menyuarakan keprihatinan atas penggunaan kotoran hewan di lingkungan belajar, apalagi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Tradisi atau Kontroversi?

Kotoran sapi memang memiliki tempat khusus dalam budaya tradisional India. Bahan ini sering digunakan untuk bahan bakar, pupuk, bahkan dalam praktik keagamaan. Namun, penggunaannya di institusi modern seperti universitas tentu menimbulkan pertanyaan besar: Apakah tradisi semacam ini masih relevan di era pendidikan modern?

Beberapa ahli menyarankan perlunya kajian ilmiah lebih lanjut terhadap manfaat penggunaan kotoran sapi dalam konstruksi modern. Jika memang terbukti aman dan efektif, bukan tidak mungkin praktik ini bisa menjadi alternatif ramah lingkungan dalam skala lebih luas.

Penutup

Aksi viral Dr. Pratyush Vatsala memplester dinding kelas dengan kotoran sapi memang mengundang kontroversi, namun juga membuka ruang diskusi mengenai alternatif solusi bangunan yang lebih ramah lingkungan. Di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan anggaran pendidikan, barangkali inilah saatnya meninjau ulang kearifan lokal yang selama ini dianggap kuno namun ternyata menyimpan potensi besar.

Exit mobile version